Kami tidak lebih hanya para musafir kecil. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan ahlu al-sunnah wa al-jama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rasulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari salafuna Shalih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, dari rasulullah Saw.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah


Berzikir di kuburan

Antara kebiasaan masyarakat kita, selesai pengkebumian jenazah, maka diadakanlah bacaan talqin yang dihukumkan sunnat oleh ulama Syafi`iyyah. Biasanya talqin akan dilanjutkan dengan pembacaan doa tatsbit memohon agar si mati ditetapkan imannya sewaktu menghadapi soal Munkar dan Nakir. Akhir sekali dibacakanlah tahlil yang kandungannya ialah bacaan ayat-ayat suci al-Quran, tasbih, takbir, tahlil, istighfar, sholawat dan disudahi dengan doa wahbah bagi si mati khususnya dan sekalian muslimin umumnya. Zaman berzaman, inilah amalan ulama dan awam masyarakat kita apabila mengkebumikan jenazah. 

Kenduri Arwah dan tahlil


Amalan kenduri arwah sebagai sesuatu yang bid’ah berdasarkan dakwaannya yang bersumberkan daripada Sharh al-Muhazzab oleh Imam Nawawi. Terjemahan beliau berbunyi begini:

Kenduri Arwah Sunah Nabi SAW







Ketahuilah kamu bahawa kenduri arwah itu bermakna sadaqah dan berdo’a kepada orang-orang yang telah mati. Maka memang sampai kepada simati itu.Dalilnya firman Allah :

Fatwa Tahlil Ibnu Taimiyyah

Syaikh Ibnu Taimiyyah, ulama yang menjadi rujukan pertama dan utama geng-geng pengaku salafi yang hidup di zaman khalaf, sebenarnya tidaklah seekstrim puak-puak pelampau kat tempat kita dalam memerangi amalan bertahlil yang dilakukan oleh masyarakat kita

Istighatsah – Fatwa Syaikh Daud al-Fathani


Ikhwah, kupetik fatwa Syaikh Daud al-Fathani rhm. dari kitabnya “Furu’ Masa-il” yang merupakan nukilan fatwa Syaikh Jamaluddin Ahmad ar-Ramli al-Kabir, yakni ayahanda kepada Syaikh Syamsuddin Muhammad ar-Ramli (Imam Ramli) yang turut dimuatkan dalam fatwa anaknya tersebut, lain kali aku postkan fatwa Imam ar-Ramli tersebut. Kata Syaikh Daud pada mukasurat 10 – 11, jilid 1:-

Istighatsah

Istighatsah adalah memanggil nama seseorang untuk meminta pertolongannya, untuk
sebagian kelompok muslimin hal ini langsung di vonis syirik, namun vonis mereka itu
hanyalah karena kedangkalan pemahamannya terhadap syariah islam.

Maulid Nabi dan Syaikh Nawawi Al-Bantani

Maulid Nabi dan Syaikh Nawawi Al-Bantani

21 Maret 2009 // Posted in Mencintai Rasullullah dan Ahlul Bait  |  4 Comments

“Orang yang mengagungkan maulidku, maka dia bersamaku di surga”
“Orang yang menafkahkan satu dirham untuk kepentingan maulidku, maka seperti menafkahkan sebuah gunung yang terbuat dari emas di jalan Allah.”
Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah menyebutkan berkata:
“Orang yang menafkahkan satu dirham untuk kepentingan maulid Nabi SAW, maka dia akan menjadi temanku di dalam surga.”
Umar bin Al-Khattab juga telah berkata:
“Orang yang mengagungkan maulid nabi SAW maka dia berarti telah menghidupkan agama Islam.”
Utsman bin Affan berkata:
“Orang yang menafkahkan satu dirham untuk bacaan maulid nabi SAW, maka seolah-olah dia ikut dalam Perang Badar dan Hunain.”
Ali bin Abi Thalib berkata:
“Orang yang mengagungkan maulid Nabi SAW tidak akan keluar dari dunia ini kecuali dengan iman.”
Al-Imam Asy-Syafi’i berkata:
“Orang yang mengumpulkan saudaranya di saat maulid Nabi SAW, lalu menghidangkan untuk mereka makanan, serta berbuat ihsan, maka Allah akan bangkitkan dirinya di hari kiamat bersama para shiddiqin, syuhada’, shalihin dan berada dalam surga An-Na’im.”
Al-Imam As-Sirri As-Saqti berkata:
“Siapa yang mendatangi tempat dibacakannya maulid Nabi SAW, maka dia akan diberi taman di surga. Karena dia tidak mendatanginya kecuali karena cinta kepada Nabi SAW. Sedangkan Nabi SAW bersabda, “Orang yang cinta padaku maka dia akan bersamaku di surga.”
Hadits-hadits dan perkataan para shahabat serta para ulama di atas dapat ditemukan dalam kitab Madarijush-Shu’ud, yang menjadi kitab syarah atau penjelasan dari kitab Al-Maulid An-Nabawi karya Al-Imam Al-’Arif As-Sayyid Ja’far, atau yang lebih dikenal dengan Syeikh Al-Barzanji. Penulis kitab Madarijush Shu’ud adalah tokoh besar, bahkan beliau tinggal di Makkah, namun asalnya dari negeri kita. Beliau adalah Syeikh Nawawi Al-Bantani.
Di dalam kitab susunan beliau itulah kita dapat menemukan hadits nabi atau perkataan para shahabat nabi, juga perkataan para ulama tadi mengenai keutamaan merayakan maulidur Rasul.
Semua lafadz itu mungkin tidak dilengkapi sumber rujukan, perawi, ataupun sanad. Sehingga para kritikus hadits tidak bisa melacaknya di kitab-kitab rijalul hadits, atau di kitab lainnya. Namun, hal itu tidak menjadi soal. Karena di zaman beliau, banyak kitab yang ketika mengutip hadits itu tidak disertakan sanadnya. Karena hadits tersebut memang telah dikenal luas saat itu. Bahkan di zaman sekarang pun banyak buku-buku yang mengutip hadits tanpa sanad dan perawi, hanya dituliskan dalam kurung “Al-Hadits”.

Siapakah Syeikh Nawawi Bantani?
Beliau adalah ulama besar abad ke-19 yang tinggal di Makkah, namun beliau asli Indonesia. Kata Al-Bantani merujuk kepada daerah asalnya, yaitu Banten. Tepatnya Kampung Tanara, Serang, Banten.
Beliau adalah anak sulung seorang ulama Banten. Beliau lahirtahun 1230 Hijrah/1814 Masehidan wafat di Makkah tahun 1314 Hijrah/1897 Masehi. Beliau menuntut ilmu ke Makkah sejak usia 15 tahun dan selanjutnya setelah menerima pelbagai ilmu di Mekah, beliau meneruskan pelajarannya ke Syam (Syiria) dan Mesir.
Syeikh Nawawi al-Bantani kemudian mengajar di Masjidil Haram. Setiap kali beliau mengajar, dikelilingi oleh tidak kurang dua ratus orang. Ini menunjukkan bahwa keulamaan beliau diakui oleh para ulama di Makkah pada masa itu. Yang menarik, disebutkan bahwa saat mengajar di Masjid Al-Haram itu, beliau menggunakan dengan bahasa Jawa dan Sunda.
Karena sangat terkenalnya, bahkan beliau pernah diundang ke Universitas Al-Azhar, Mesir untuk memberi ceramah atau fatwa-fatwa pada beberapa perkara tertentu.
Syeikh Nawawi termasuk ulama penulis yang produktif. Hari-harinya digunakan untuk menulis. Beberapa sumber menyebutkan Syekh Nawawi menulis lebih dari 100 buku, 34 di antaranya masuk dalam Dictionary of Arabic Printed Books.
Dari sekian banyak bukunya, beberapa di antaranya antara lain: Tafsir Marah Labid, Atsimar al-Yaniah fi Ar-Riyadah al-Badiah, Nurazh Zhulam, al-Futuhat al-Madaniyah, Tafsir Al-Munir, Fath Majid, Sullam Munajah, Nihayah Zein, Salalim Al-Fudhala, Bidayah Al-Hidayah, Al-Ibriz Al-Daani, Bugyah Al-Awwam, Futuhus Shamad, al-Aqdhu Tsamin, Uqudul Lijain, Nihayatuz Zain, Mirqatus Su’udit Tashdiq, Tanqihul Qoul, syarah Kitab Lubabul Hadith, Nashaihul Ibad.
Murid-Murid Syeikh Nawawi
Di antara yang pernah menjadi murid beliau adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) almarhum Kiyai Haji Hasyim Asy’ari. Juga kiyai Khalil Bangkalan Madura. Juga termasuk kiyai Machfudh dari Tremas, Jawa Timur.
Dari para kiyai itulah kemudian agama Islam disebarkan di seantero tanah Jawa, lewat berbagai pondok pesantren, madrasah, majelis ta’lim, pengajian dan tabligh akbar.
Mengatakan perayaan maulid sebagai perkara yang menyesatkan sama saja dengan menyebut Syaikh Nawawi Al-Bantani sebagai ulama penyesat. Padahal, kalaupun tak ada hadits mengenai ini, seperti dikatakan di atas bahwa tidaklah seseorang mendatangi perayaan maulid Nabi kecuali karena cinta kepada Nabi SAW. Sedangkan Nabi SAW bersabda, “Orang yang cinta padaku maka dia akan bersamaku di surga.” Dan hadits yang satu ini tak perlu kami sebutkan sanad dan rawinya. Juga telah dikenal luas bahwa nabi telah bersabda “Seseorang itu bersama yang dicintainya.”
Sumber http://hotarticle.org/maulid-nabi-dan-syaikh-nawawi-al-bantani/




Peringatan Haul para Pendahulu

21 Maret 2009 // Posted in Artikel Islam  |  No Comments

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW selalu berziarah ke makam para syuhada di bukit Uhud pada setiap tahun. Sesampainya di Uhud beliau memanjatkan doa sebagaimana dalam surat Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 24:
سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
Inilah yang menjadi sandaran hukum Islam bagi pelaksanaan peringatan haul atau acara tahunan untuk mendoakan dan mengenang para ulama, sesepuh dan orang tua kita.
Diriwayatkan pula bahwa para sahabat pun melakukan apa yang telah dilakukan Rasulullah. Berikut ini adalah kutipan lengkap hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi:
وَ رَوَى الْبَيْهَقِي فِي الشَّعْبِ، عَنِ الْوَاقِدِي، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَزُوْرُ الشُّهَدَاءَ بِأُحُدٍ فِي كُلِّ حَوْلٍ. وَ إذَا بَلَغَ رَفَعَ صَوْتَهُ فَيَقُوْلُ: سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّار

Al-Baihaqi meriwayatkan dari al-Wakidi mengenai kematian, bahwa Nabi SAW senantiasa berziarah ke makam para syuhada di bukit Uhud setiap tahun. Dan sesampainya di sana beliau mengucapkan salam dengan mengeraskan suaranya, “Salamun alaikum bima shabartum fani’ma uqbad daar” –QS Ar-Ra’d: 24– Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
Lanjutan riwayat:
ثُمَّ أبُوْ بَكْرٍ كُلَّ حَوْلٍ يَفْعَلُ مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ عُمَرُ ثُمَّ عُثْمَانُ. وَ كاَنَتْ فَاطِمَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا تَأتِيْهِ وَ تَدْعُوْ. وَ كاَنَ سَعْدُ ابْنِ أبِي وَقَّاصٍ يُسَلِّمُ عَلَيْهِمْ ثُمَّ يَقْبَلُ عَلَى أصْحَابِهِ، فَيَقُوْلُ ألاَ تُسَلِّمُوْنَ عَلَى قَوْمٍ يَرُدُّوْنَ عَلَيْكُمْ بِالسَّلَامِ
Abu Bakar juga melakukan hal itu setiap tahun, kemudian Umar, lalu Utsman. Fatimah juga pernah berziarah ke bukit Uhud dan berdoa. Saad bin Abi Waqqash mengucapkan salam kepada para syuhada tersebut kemudian ia menghadap kepada para sahabatnya lalu berkata, ”Mengapa kalian tidak mengucapkan salam kepada orang-orang yang akan menjawab salam kalian?”
Demikian dalam kitab Syarah Al-Ihya juz 10 pada fasal tentang ziarah kubur. Lalu dalam kitab Najhul Balaghah dan Kitab Manaqib As-Sayyidis Syuhada Hamzah RA oleh Sayyid Ja’far Al-Barzanji dijelaskan bahwa hadits itu menjadi sandaran hukum bagi orang-orang Madinah untuk yang melakukan Ziarah Rajabiyah (ziarah tahunan setiap bulan Rajab) ke maka Sayidina Hamzah yang duitradisikan oleh keluarga Syeikh Junaid al-Masra’i karena ini pernah bermimpi dengan Hamzah yang menyuruhnya melakukan ziarah tersebut.
Para ulama memberikan arahan yang baik tentang tata cara dan etika peringatan haul. Dalam al-Fatawa al-Kubra Ibnu Hajar mewanti-wanti, jangan sampai menyebut-nyebut kebaikan orang yang sudah wafat disertai dengan tangisan. Ibnu Abd Salam menambahkan, di antara cara berbela sungkawa yang diharamkan adalah memukul-mukul dada atau wajah, karena itu berarti berontak terhadap qadha yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Saat mengadakan peringatan haul dianjurkan untuk membacakan manaqib (biografi yang baik) dari orang yang wafat, untuk diteladani kebaikannya dan untuk berbaik sangka kepadanya. Ibnu Abd Salam mengatakan, pembacaan manaqib tersebut adalah bagian dari perbuatan taat kepada Allah SWT karena bisa menimbulkan kebaikan. Karena itu banyak para sahabat dan ulama yang melakukannya di sepanjang masa tanpa mengingkarinya.
Demikianlah. Dalam muktamar kedua Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah atau jam’iyyah tarekat-tarekat di lingkungan NU di Pekalongan Jawa Tengah pada 8 Jumadil Ula 1379 H bertepatan dengan 9 November 1959 M para kiai menganjurkan, sedikitnya ada tiga kebaikan yang bisa dilakukan pada arara peringatan haul:
1. Mengadakan ziarah kubur dan tahlil
2. Menyediakan makanan atau hidangan dengan niat sedekah dari almarhum.
3. Membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dan memberikan nasihat agama, antara lain dengan menceritakan kisah hidup dan kebaikan almarhum agar bisa diteladani.
KH Aziz Mashuri
Pengasuh Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, mantan Ketua Umum Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI)
(Disarikan dari buku kumpulan hasil kesepakatan muktamar Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah Nahdlatul Ulama 1957-2005)
Sumber http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=13119

Teks Maulid

بسم الله الر حمن الر حيم

 

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد     حَبِيبِكَ الشَّافِعِ   الْمُشَفَّع  

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد       أَ عْلَى  الْوَ رَ ي رُ تْبَةً   وَ أَرْ فَع

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد       أَسْمَى  الْبَرَ ايَا  جَاهًا وَ أَوْ سَع

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد      وَ اسْلُكْ   بِنَا رَ بِّ   خَيْرَ  مَهْيَع

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد      وَ عَافِنَا  وَ اشْفِ    كُلَّ   مُوْ جَع

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد      وَ أَصْلِحِ   الْقَلْبَ  وَ اعْفُ  وَ نْفَع

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد      وَا كْفِ الْمُعَادِي وَ اصْرِفْهُ وَرْدَ ع

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد      نَحُلُّ   فِي  حِصْنِكَ   الْمُمَنَّع

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد      رَ بِّ  ارْ ضَ عَنَّا رِ ضَاكَ اْلأَ رْ فَع

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد      وَ اجْعَلْ لَنَا فِي الْجِنَانِ  مَجْمَع

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد      رَ افِقْ   بِنَا خَيْرَ  خَلْقِكَ  اجْمَع

يَا رَبِّ  صَلِّ  عَلَى مُحَمَّد      يَا رَ بِّ    صَلِّ  عَلَيْهِ   وَ سَلِّمْ

 

اللهـم صـل وسـلم وبارك علـيه وعلـى آلـه

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang

 

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad,

Kekasih- Mu pemilik syafa’at yang dilimpahi syafa’at- Mu.

 

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad,

Semulia-mulia ciptaan, dalam keagungan dan derajatnya.

 

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad,

Makhluk yang termulia kedudukannya, melebihi segenap ciptaan.

 

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad,

Jalankanlah kami Wahai Tuhan ke jalan yang paling benar (jalan nabi- Mu).

 

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad,

Sembuhkanlah kami dari segala Keluhan penyakit,

 

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,

Perbaikilah Hati dan ma’afkanlah, dan berilah kami (segala yang) manfa’at,

 

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,

Bentengilah dari yang sedang memusuhi kami dan hindarkanlah kami dari musuh yang akan datang kepada kami,

 

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,

Kami berlindung di dalam Benteng- Mu Yang Melindungi dari segala gangguan,

 

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,

Ya Allah Ridhoilah kami dengan Keridhoan- Mu Yang Agung,

 

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,

Jadikanlah kami berkompul dengan Nabi- Mu di Surga,

 

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,

Jadikanlah kami selalu berdampingan dengan Sebaik-baik Ciptaan- Mu,


Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,
Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atasnya serta Salam Sejahtera,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya,


بِسْمِ   اللهِ  الرَّ  حْمنِ   الرَّ  حِيمِ
أَعُو ذُ  بِاللهِ   مِنَ  الشَّيْطَانِ  الرَّ  جِيمِ

إِنَّا  فَتَحْنَا   لَكَ   فَتْحًا  مُبِينَا   *   لِيَغْفِرَ   لَكَ  اللهُ
مَا تَقَدَّ مَ مِنْ  ذَنْبِكَ  وَمَا  تَأَخَّرَ  وَ يُتِمَّ   نِعْمَتَهُ  عَلَيْكَ
وَ يَهْدِ يَكَ   صِرَ اطًا  مُسْتَقِيمًا  *  وَ يَنْصُرَ كَ   اللهُ
نَصْرً ا عَزِ  يزً ا  *
           
لَقَدْ جَاءَ  كُمْ   رَ سُو لٌ   مِنْ  أَ نْفُسِكُمْ  عَزِ  يزٌ  عَلَيْهِ
مَا عَنِتُّمْ     حَرِ يصٌ   عَلَيْكُمْ    بِالْمُؤْ مِنِينَ   رَ ءُو فٌ
رَ حِايمِ   *   فَإِنْ   تَوَ لَّوْ ا  فَقُلْ  حَسْبِيَ  اللهُ   لاَ إِلهَ  إِلاَّ
هُوَ  عَلَيْهِ   تَوَ  كَّلْتُ   وَ هُوَ  رَ بُّ  الْعَرْ شِ   الْعَطِيمِ    *

إِنَّ  اللهَ  وَ مَلاَ  ئِكَتَهُ   يُصَلُّو  نَ  عَلَى  النَّبِيِّ
يَا أَيُّهَا الَّذِ ينَ   آمَنُوا  صَلُّو ا  عَلَيْهِ  وَ سَلِّمُوا  تَسْلِيمًا *

اللهـم صـل وسـلم وبارك علـيه وعلـى آلـه

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.

“ SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MEMBENTANGKAN BAGIMU (Wahai Muhammad saw) KEMENANGAN YANG GEMILANG. AGAR DIA ALLAH MENGAMPUNI DOSA-DOSAMU YANG TERDAHULU DAN YANG AKAN DATANG. DAN MENYEMPURNAKAN NI’MAT NYA ATASMU (Wahai Muhammad saw), DAN DIA (Allah) MEMBERIMU PETUNJUK KE JALAN YANG LURUS, DAN ALLAH AKAN MEMBERIKAN PERTOLONGAN PADAMU DENGAN PERTOLONGAN YANG MULIA”,

“ SESUNGGUHNYA TELAH DATANG KEPADAMU UTUSAN DARI GOLONGANMU, DAN SANGAT BERAT BAGINYA (Muhammad saw) APA-APA YANG MENIMPA KALIAN, DAN SANGAT MENJAGA KALIAN (Dari Kemurkaan Allah dan Neraka), DAN IA SANGAT BERLEMAH LEMBUT DAN BERKASIH SAYANG ATAS ORANG-ORANG MU’MIN,
MAKA JIKA MEREKA INGKAR MAKA KATAKANLAH : CUKUPLAH PERTOLONGAN ALLAH BAGIKU, TIADA TUHAN SELAIN DIA, DAN KEPADA NYA AKU BERSERAH DIRI DAN DIA ADALAH PEMILIK ARSY YANG AGUNG”,

“ SESUNGGUHNYA ALLAH DAN PARA MALAIKAT NYA BERSHALAWAT ATAS NABI (saw), WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN BERSHALAWATLAH PADANYA, DAN BERILAH SALAM KEPADANYA DENGAN SEBAIK-BAIK SALAM SEJAHTERA”,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya.



اَلْحَمْدُ   لِلّهِ   الَّذِي   هَدَ انَا
بِعَبْدِه ِ  الْمُخْتَارِ   مَنْ   دَعَانَا
إِ لَيْهِ   بِاْلإِذْنِ   و َقَدْ  نَادَ انَا

لَبَّيْكَ   يَا  مَنْ   دَ لَّنَا  وَحَدَ انَا

صَلَّى   عَلَيْكَ   اللّهُ   بَارِ ئُكَ   الَّذِي

بِكَ  يَا  مُشَفَّعُ   خَصَّنَا  وَحَبَاَنا

مَعَ   آلِكَ  اْلأَطْهَارِ   مَعْدِنِ   سِرِّ كَ

اْلأَ سْمَى   فَهُمْ   سُفُنُ   النَّجَاةِ   حِمَاَنا

وَعَلَى   صَحَا بَتِكَ   الْكِرَ  امِ   حُمَاةِ   دِ يـْنِكَ  
       أَصْبَحُوْ ا   لِوَ لاَئِهِ   عُنْوَ اَنا
وَ التَّابِعِينَ    لَهُمْ   بِصِدْقٍ   مَا  حَدَى
حَادِي  الْمَوَدَّةِ   هَيَّجَ   اْلأَشْجَانَا
وَاللّهِ   مَا ذُ كِرَ   الْحَبِيْبُ   لَدَى  الْمُحِبِّ
إِلاَّ   وَ أَضْحَى   وَالِهًا  نَشْوَ انَا
أَيْنَ   الْمُحِبُّو نَ   الَّذِ  يْنَ   عَلَيْهِمُ
بَذْ لُ   النُّفُو سِ    مَعَ  النَّفَائِسِ   هَانَا
لاَ   يَسْمَعُو نَ   بِذِ  كْرِ   طهَ  الْمُصْطَفَى
إِلاَّ   بِهِ  انْتَعَشُوْا  وَ أَذْ هَبَ   رَاَنا
فَا هْتَا جَتِ   اْلأَرْ وَاحُ    تَشْتَاقُ   اللِّقَا
وَ تَحِنُّ    تَسْأَلُ   رَبَّهَا  الرّ ِضْوَ انَا
حَالُ  الْمُحِبِّيْنَ     كَذَا   فَاسْمَعْ   إِلَى

سِيَرِ   الْمُشَفَّعِ   وَ ارْ هِفِ   اْلآذَا نَا

وَانْصِتْ    إِلَى  أَوْ صَافِ   طهَ   الْمُجْتَبَى
وَاحْضِرْ   لِقَلْبِكَ    يَمْتَلِىْء   وِ جْدَ انَا
{ يَا رَ بَّنَا  صَلِّ    وَسَلِّمْ   دَ ائِمًا
عَلَى حَبِيْبِكَ   مَنْ   إِلَيْكَ   دَعَانَا}

اللهـم صـل وسـلم وبارك عـليه وعـلى آلـه

Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita petunjuk,
Melalui Hamba- Nya yang terpilih(saw) yang telah menyeru kami

Kepada Nya dengan Izin Nya, dan sungguh Beliau (saw) telah menyeru kami,
Kami datang kepadamu Wahai Yang telah Menunjuki kami ke jalan yang benar (kami mendatangi panggilanmu Wahai Nabi saw), dan yang telah menyeru kami dengan Lemah Lembut dan Bahasa Indah,

Limpahan Shalawat padamu dari Allah yang telah Menciptakanmu,
Yang denganmu Wahai Pembawa Syafa’at, telah membuat kami Terpilih dan Terkasihi,

Juga pada Keluargamu yang Suci, sebagai Sumber-sumber Rahasiamu
Yang Tinggi, maka merekalah Bahtera Penyelamat yang Membentengi kami,

Dan pada Para Sahabatmu yang Mulia, yang menjadi Dinding Penyelamat bagi Ajaranmu dan Figur Panutan bagi Pencintanya (saw),

Juga terhadap para Tabi’in setelah mereka, yang mengikuti mereka dengan jujur dan bersungguh-sungguh,
Sebanyak puji pujian Kerinduan yang Merobohkan Kesedihan,

Demi Allah tidaklah diperdengarkan Nama Sang Kekasih (saw) pada orang yang mencintainya,
Maka akan tersentak gembira dan hilanglah segala kesusahan,

Dimanakah Para Pecinta, yang mereka itu rela berkorban dengan Nyawa dan meremehkan hal-hal yang berharga (yang bersifat duniawi),

Tidaklah mereka mendengar sebutan Nama Thaahaa Al Musthafa (saw),
Maka bangkitlah Semangat dan hilanglah segala Kegundahan hati,
Maka Bergetarlah ruh-ruh merindukan perjumpaan, dan merintih memohon Keridhoan dari Tuhan Nya,

Begitulah keadaan para Pecinta maka dengarlah Perjalanan Hidup Sang Pembawa Syafa’at dan Konsentrasikanlah Pendengaran,

Maka Simaklah akan sifat-sifat Thaahaa (saw), Imam yang Terpilih
Dan hadirkanlah hatimu, niscaya terpenuhilah hatimu dengan Kerinduan padanya (saw),

Wahai Tuhan Kami Limpahkanlah Shalawat dan Salam Sejahtera Selamanya,
pada Kekasih Mu yang telah menyeru kami Kepada Mu,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya




نَـبَّأَنَا  اللّهُ    فَقَالَ  :    جَاءَ  كُمْ
نُو رٌ   فَسُبْحَانَ    الَّذِي   أَنْبَانَا
وَالنُّو رُ   طهَ   عَبْدُ هُ   مَنَّ    بِهِ
فِي    ذِ كْرِ هِ   أَعْظِمْ    بِهِ   مَنَّانَا

هُوَ  رَ حْمَةُ   الْمَوْ لَى    تَأَمَّلْ   قَوْ  لَهُ

{ فَلْيَفْرَ  حُو ا} وَ اغْدُ  بِهِ  فَرْ حَانَا
مُسْتَمْسِكًا  بِالْعُرْ وَةِ   الْوُ  ثْقَى 
 وَ مُعْتَصِمًا   بِحَبْلِ   اللّهِ    مَنْ   أَنْشَانَ
وَاسْتَشْعِرَنْ   أَنْوَ ارَ   مَنْ    قِيلَ  :   مَتَى
كُنْتَ    نَبِيَّا،   قَالَ  :   آدَ مُ    كَانَا
بَيْنَ   التُّرَ ابِ   وَ بَيْنَ   مَاءٍ   فَاسْتَفِقْ
مِنْ   غَفْلَةٍ   عَنْ   ذَا  وَ  كُنْ   يَقْظَانَا
وَ اعْبُرْ    ِإ لَى   أَسْرَ ارِ   رَ بِّي   لَمْ   يَزَ لْ
يَنْقُلُنِي   بَيْنَ   الْخِيَارِ   مُصَانَا
لَمْ   تَفْتَرِ قْ   مِنْ   شُعْبَتَيْنِ   إِلاَّ    أَ نَا
فِي   خَيْرِ  هَا  حَتَّى   بُرُ و زِ يَ   آ نَا
فَأَنَا  خِيَارٌ   مِنْ   خِيَارٍ   قَدْ  خَرَ جْـتُ
مِنْ   نِكَا حٍ   لِي   إِلهِيَ   صَانَا
طَهَّرَ هُ   اللّهُ   حَمَاهُ   اخْتَارَ هُ
وَ مَا  بَرَ ى   كَمِثْلِهِ    إِ نْسَانَا
وَ بِحُبِّهِ  وَ  بِذِ كْرِ هِ  وَ النَّصْرِ  وَ التَّـ
                            ـوْ  قِيرِرَ بُّ الْعَرْ شِ  قَدْ   أَوْ صَانَا
{يَا  رَ بَّنَا   صَلِّ   وَ سَلِّمْ    دَ ائِمًا
عَلَى  حَبِيبِكَ   مَنْ   إِلَيْكَ   دَ عَانَا}

اللهـم صـل وسـلم وبارك عـليه وعـلى آلـه

Maka telah datang kabar dari yang berfirman : “ TELAH DATANG KEPADAMU CAHAYA ….. “ (QS Al Maidah : 15), Maha Suci Yang Telah Mengabarkannya kepada kita,

Dan cahaya Thaahaa Hamba- Nya, terlimpahkan dengan mengingatnya (saw), maka Agungkanlah Sang Pemberi Anugerah,

Dia (saw) adalah Rahmat dari Sang Pencipta, maka renungkanlah Firman Nya : “ MAKA BERGEMBIRALAH KAMU “, (“KATAKANLAH : DENGAN DATANGNYA ANUGERAH ALLAH DAN RAHMATNYA MAKA DENGAN ITU KALIAN BERGEMBIRALAH“) maka bergegaslah untuk bergembira dengan Kedatangannya (saw),

Dengan berpegang teguh pada Tali terkuat (Al Qur’an dan Hadits) dan berusahalah senantiasa berada di Jalan Allah, yang telah menciptakan kita,
                                                                                                                                                     
Renungkanlah Cahaya cahaya (Rasul saw) yang ketika dikatakan kepadanya (saw) “sejak kapankah Kenabianmu ?” , maka sabdanya kenabianku sejak Adam As,

Masih berada diantara Air dan Tanah “, maka sadarlah kamu dari kelalaianmu itu dan bangkitlah sadar,

Maka fahamilah rahasia-rahasia Tuhanku yang selalu memindahkanku (saw) diantara Sulbi orang mulia ke sulbi orang yang mulia dan terpilih,

Tidaklah terpisah dari dua kelompok (Suku), terkecuali aku berada pada yang terbaik, begitulah hingga aku dilahirkan,

Maka aku adalah yang terpilih dari yang terpilih, dan aku terlahir dari pernikahan yang Tuhanku telah menjaganya,

Allah telah menyucikan (saw), serta menjaga dan memilihnya (saw), maka tidaklah pernah Allah memunculkan manusia menyerupainya (saw),

Dan dengan mencintainya dan mengingatnya serta membantu syari’atnya dan dengan penghormatan padanya (saw) Allah pencipta Arsy telah mewasiatkan kita,

Wahai Tuhan Kami Limpahkanlah Shalawat dan Salam Sejahtera Selamanya, Pada Kekasih Mu yang telah menyeru kami Kepada- Mu,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya,

هذَا  وَ قَدْ   نَشَرَ   اْلإِ لهُ   نُعُوتَهُ

فِي  الْكُتْبِ   بَيَّنَهَا  لَنَا  تِبْيَانَا
أَخَذَ  مِيثَاقَ   النَّبِيِّينَ    لَمَا
آتَيْتُكُمْ   مِنْ  حِكْمَةٍ   إِحْسَانَا
وَجَاءَ   كُمْ   رَسُولُنَا   لَتُؤْ مِنُنَّ
وَ تَنْصُرُو نَ   وَ تُصْبِحُو نَ   أَعْوَ انَا

قَدْ بَشَّرُوْ ا   أَقْوَ ا مَهُمْ   بِالْمُصْطَفَى

أَعْظِمْ   بِذَلِكَ   رُتْبَةً   وَ مَكَانَا
فَهُوَ   وَ إِنْ   جَاءَ  اْلأَ خِيرُ   مُقَدَّ م ٌ
يَمْشُونَ   تَحْتَ   لِوَ اءِ   مَنْ   نَادَ انَا
يَا أُمَّةَ   اْلإِ سْلا َمِ   أَوَّ لُ   شَافِعٍ
                                وَ مُشَفَّعٍ   أَنَا  قَطُّ   لاَ   أَتَوَ انَى
حَتَّى  أُنَادَ ى   ارْ فَعْ   وَ سَلْ   تُعْطَ   وَ قُلْ
يُسْمَعْ   لِقَوْ لِكَ   نَجْمُ   فَخْرِكَ   بَانَا
وَ لِوَ اءُ   حَمْدِ  اللّهِ   جَلَّ   بِيَدِ ي
وَ  َلأَ وَّ لاً   آتِي   أَنَا الْجِنَانَـا
وَ أَ  كْرَ مُ   الْخَلْقِ   عَلَى  اللّهِ   أَنَا
فَلَقَدْ  حَبَاكَ   اللّهُ   مِنْهُ   حَنَانَا
وَ لَسَوْ فَ   يُعْطِيكَ   فَتَرْ ضَى  جَلَّ  مِنْ
مُعْطٍ   تَقَاصَرَ   عَنْ   عَطَا هُ   نُهَانَا
بِاللّهِ    كَرِّرْ  ذِ كْرَ   وَ صْفِ   مُحَمَّدٍ
كَيْمَا تُزِ  يحَ   عَنِ   الْقُلُو بِ   الرَّ انَا

{يَا رَ بَّنَا  صَلِّ   وَ سَلِّمْ   دَائِمًا
عَلَى  حَبِيبِكَ   مَنْ   إِلَيْكَ   دَعَانَا}



اللهـم صـل وسـلم وبارك علـيه وعلـى آلـه



Begitulah, dan telah Tuhan sebarkan tentang sifat-sifatnya (saw) dalam kitab kitab terdahulu dan Al Qur’an yang menjelaskannya dengan sejelas jelasnya,

Dia (Allah) telah mengambil Perjanjian dari para Nabi ketika telah Kudatangkan pada kalian Hikmah dan Kemuliaan,

Dan datanglah pada kalian (wahai para Nabi) Utusan Kami (saw) maka agar kalian (wahai para Nabi) beriman padanya, dan kalian (wahai para Nabi) mendukungnya (saw), dan agar kalian (wahai para Nabi) menjadi pengikutnya,

Dan bahwasannya Para Nabi terdahulu telah memberi kabar gembira pada umat umat mereka akan kedatangan nabi terpilih, maka Muliakanlah Martabat dan Kedudukkannya,

Maka apabila telah datang hari kiamat, para Nabi terdahulu berjalan di bawah naungan Panji Sang Nabi (saw) yang telah menyeru kita,

Wahai Umat Islam, aku adalah yang pertama Sebagai Pemberi Syafa’at dan yang Pertama menyebarkannya, dan tidaklah aku ragu dan memperlambat,

Hingga diserukan kepadaku (ketika bersujud memohon syafa’at) angkatlah kepalamu (wahai Muhammad), dan katakanlah permintaanmu niscaya Ku kabulkan permohonanmu dan bicaralah niscaya Ku dengar pembicaraanmu, sungguh Bintang Kemuliaanmu (Wahai Nabi saw) sungguh jelas dan terang,

Dan Panji Pujian kepada Allah Yang Maha Perkasa berada di tanganku (saw) dan aku (saw) adalah manusia pertama yang mendatangi surga- Nya,

Dan aku (saw) telah menjadi ciptaan yang paling mulia di sisi Allah, maka sungguh engkau (wahai nabi) telah terpelihara oleh Allah dengan kasih sayang- Nya,

“DAN AKAN DIA LIMPAHKAN KEPADAMU (saw) ANUGERAH KAMI HINGGA ENGKAU (saw) PUAS” (dan ayat ini) merupakan tanda kebesaran dari Yang Maha Pemberi, dan pemberian itu merupakan hal yang akal sulit untuk menerimanya (seperti banyaknya Mukzijat beliau saw),

Demi Allah ulang-ulanglah peringatan sifat-sifat Muhammad, agar menjadi penawar dan pengikis kotoran-kotoran hati,

Wahai Tuhan Kami Limpahlanlah Shalawat dan Salam Sejahtera Selamanya pada Kekasih Mu yang telah menyeru kami Kepada- Mu,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya,


لَمَّا دَ نَا وَ قْتُ   الْبُرُو ز ِ    ِلأَ حْمَدٍ

عَنْ   إِذْنِ   مَنْ   مَا شَاءَ هُ   قَدْ   كَانَـا
حَمَلَتْ   بِهِ  اْلأُ مُّ   اْلأ َمِينَةُ   بِنْتُ   وَ هـ
بٍ   مَنْ   لَهَا  أَعْلَى  اْلإِ لهُ  مَكَانَا
مِنْ   وَ الِدِ   الْمُخْتَارِ   عَبْدِ  اللّهِ  بْنِ
عَبْدٍ   لِمُطَّلِبٍ   رَ أَى  الْبُرْ هَانَا
قَدْ   كَانَا  يَغْمُرُ   نُورُ  طهَ   وَجْهَهُ
وَسَرَ ى  إِلَى  اْلاِ  بْنِ  الْمَصُونِ   عَيَانَا
وَهُوَ ابْنُ   هَاشِمٍ   الْكَرِ  يمِ   الشَّهْمِ  بْنِ
عَبْدِ  مَنَافٍ   اِبْنِ   قُصَيٍّ    كَانَا
وَ الِدُ هُ   يُدْعَى  حَكِيمًا  شَأْ نُهُ
قَدِ  اعْتَلَى   أَعْزِزْ   بِذ لِكَ  شَانَا
وَاحْفَظْ  أُصُو لَ  الْمُصْطَفَى  حَتَّى   تَرَى
فِي  سِلْسِلا َتِ   أُصُو  لِهِ   عَدْنَانَا
فَهُنَاكَ  قِفْ   وَ اعْلَمْ    بِرَ فْعِهِ     إِ لَى  السْـ
مَاعِيلَ     كَانَا  لِلأَبِ   مِعْوَ انَا
وَ حِينَمَا  حَمَلَتْ   بِهِ   آمِنَةٌ
لَمْ   تَشْكُ  شَيْئًا  يَأْ خُذُ   النِّسْوَ انَا
وَبِهَا  أَحَاطَ   اللُّطْفُ   مِنْ  رَ بِّ   السَّمَا
أَ قْصَى  اْلأَ ذَى  وَ الْهَمَّ   وَ اْلأَ حْزَ انَا
وَ رَ أَتْ   كَمَا  قَدْ  جَاءَ  مَا عَلِمَتْ   بِهِ
أَنَّ   الْمُهَيْمِنَ   شَرَّ فَ   اْلأَ  كْوَ انَا

بِالطُّهْرِ   مَنْ   فِي   بَطْنِهَا   فَاسْتَبْشَرَ تْ

وَ دَ نَا  الْمَخَاضُ   فَأُتْرِ عَتْ   رِ ضْوَ انَا
وَ  تَجَلَّتِ   اْلأَ  نْوَ ارُ   مِنْ    كُلِّ  الْجِهَا
تِ   فَوَ قْتُ   مِيلاَ دِ   الْمُشَفَّعِ   حَانَا
وَقُبَيْلَ   فَجْرٍ   أَبْرَ زَتْ   شَمْسُ  الْهُدَى
ظَهَرَ  الْحَبِيبُ   مُكَرَّ  مًا  وَ مُصَانَا

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُللهِ وَلاَ إلهَ  إِلاَ اللهُ وَاللهُ أَ كْبَرُ   أربعًا

وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِـاللهِ الْعَلِيِّ الْعَطِيمِ  فِـي كُــلِّ لَـحْظَةٍ أَبَدًا

عَدَدَ خَلْـقِهِ وَرِضَا نَـفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْ شِهِ وَ مِدَادَ كَـلِمَاتِهِ.



Ketika telah dekat waktu kelahiran Ahmad (saw) dari Izin Nya, yang apabila menghendaki sesuatu tidaklah akan terhalang,

Ia (saw) berada di dalam kandungan Sang Ibu Aminah binti Wahb, yang baginya telah Allah Muliakan Martabatnya (sebagai ibu bagi sebaik baik ciptaan),

Dari ayah Sang Hamba yang terpilih (saw), yaitu (ayahnya itu) Abdullah bin Abdul Muthalib yang melihat tanda-tanda (Isyarat Kenabian),

Telah terjadi bahwa wajahnya (ayahnya) diterangi Cahaya Thaahaa (saw) yang kemudian berpindah kepada Sang Anak yang terjaga ini (cahaya itu) terlihat dengan jelas,

Dan dia adalah keturunan Hasyim yang Mulia dan Perkasa , putra Abdu Manaaf, Keturunan Qushay yang dahulu,

Ayahnya digelari Hakiim (orang yang adil) dan kepribadiannya telah termasyur, maka berbanggalah dengan kepribadian itu,

Dan hafalkanlah silsilah keturunan Nabi yang Terpilih hingga kau temukan silisilahnya pada (datuknya) Adnan,  

Apabila telah sampai kepada Adnan maka berhentilah, (bahwa setelah Adnan, banyak riwayat yang berbeda) dan ketahuilah bahwa nasabnya bersambung hingga Ismail As (putra Ibrahim As) yang telah menjadi pendukung Ayahnya (Ibrahim As),

Dan ketika Aminah (ra) mengandungnya (saw) tidaklah Ia (Ibundanya ra) merasa sakit sebagaimana keluhan wanita hamil,

Baginya (Aminah ra) selubung Kelembutan dari Allah Pemelihara Langit, hilanglah segala gangguan, kegelisahan dan kesedihan,

Kemudian ia (Aminah ra) menyaksikan sebagaimana yang telah diketahuinya, bahwa Yang Maha Pemelihara telah memuliakan Alam Semesta,

Dengan kesucian bayi di dalam kandungannya, maka iapun bergembira ketika telah dekat saat saat kelahiran, maka berluapanlah limpahan keridhoan Nya, (Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, 4X)

Maka Muncullah Cahaya Cahaya dari segala penjuru dan Detik Kelahiranpun tiba,

Beberapa saat sebelum terbitnya fajar Muncullah Matahari Hidayah, Lahirlah Sang Kekasih yang Termuliakan dan Terjaga,

صَلَّى اللّهُ عَلَى مُحَمَّد             صَلَّى الله عَلَيْهِ  وَسَلَّم


يَا نَبِي  سَلاَ  مُ  عَلَيْكَ             يَا رَسُو ل   سَلاَ  مُ   عَلَيْكَ
يَا  حَبِيب  سَلاَ  مُ  عَلَيْك         صَلَو اتُ اللّه عَلَيْكَ

أَبْرَ زَ    اللّهُ    الْمُشَفَّع           صَاحِبُ   الْقَدْ رِ   الْمُرَ  فَّع
فَمَلاَ   النُّو رُ   النَّوَ احِي          عَمَّ   كُلَّ  الْكَوْنِ أَجْمَع
نُكِسَتْ    أَصْنَامُ    شِرْ كٍ        وَ بِنَا الشِّرْ كُ   تَصَدَّ ع
وَ  دَ نَا  وَ قْتُ   الْهِدَ ايَة          وَ حِمَى الْكُفْرِ تَزَعْزَ ع
مَرْ حَبًا  أَهْلاً  وَ سَهْلاً             بِكَ   يَا  ذَا  الْقَدْرِ  اْلأَ رْ فَع
يَا إِمَامَ   اهْلِ   الرِّ سَالَة           مَنْ   بِهِ   اْلآ فَاتِ  تُدْ فَع
أَنْتَ   فِي  الْحَشْرِ   مَلاَ ذٌ        لَكَ    كُلُّ   الْخَلْقِ   تَفْزَ ع
وَ يُنَادُ ونَ   تَرَ ى   مَا            قَدْدَهَى مِنْ هَوْلٍ أَفْظَع

طَلَعَ الْبَدْرُ  عَلَيْنَا                  مِنْ ثَنِيَّةِ الْوَ دَاع
وَ جَبَ الشُّكْرُ عَلَيْنَا              مَا دَ عَا لِلّهِ دَاع

فَلَهَا  أَنْتَ  فَتَسْجُد               وَ تُنَادَ ى   أشْفَع   تُشَفَّع
فَعَلَيْكَ   اللّهُ   صَلَّى             مَا بَدَ ى النُّو رُ  وَ شَعْشَع
وَ بِكَ   الرَّ حْمنَ   نَسْأَل        وَ  أِلهُ   الْعَرْشِ   يَسْمَع
يَا عَظِيمَ   الْمَنِّ   يَا رَ بّ        شَمْلَنَا بِالْمُصْطَفَى اجْمَع
وَ بِهِ   فَا نْظُرْ إِلَيْنَا                وَ اعْطِنَا  بِه   كُلَّ   مَطْمَع
وَ ا كْفِنَا  كُلَّ   الْبَلاَ  يَا         وَ ادْ فَعِ   اْلآ  فَاتِ   وَ ارْفَع

رَبِّ  فَا غْفِرْ لِي  ذ ُنُو  بِـي     بِبَرْكَةِ  الْهَادِي  الْمُشَفَّع

وَ اسْقِنَا  يَا  رَبّ    أَغِثْنَا         بِحَيَا  هَطَّالِ   يَهْمَع
وَ اخْتِمِ   الْعُمْرَ   بِحُسْنَى        وَاحْسِنِ الْعُقْبَىوَمَرْجَع
وَ صَلاَ ةُ   اللّهِ   تَغْشَى           مَنْ  لَهُ  الْحُسْنُ  تَجَمَّع
أَ حْمَدَ   الطُهْرَ   وَ  آلِه          وَ الصَّحَابَة   مَالسَّنَا شَع

 

اللهـم صـل وسـلم وبارك علـيه وعلـى آلـه



Bershalawat Allah kepada (Nabi) Muhammad
Bershalawat Allah padanya dan memberi salam sejahtera (3x)

Wahai Nabi salam sejahtera bagimu,  Wahai Rasul salam sejahtera bagimu.
Wahai Kekasih salam sejahtera bagimu,  Shalawat Allah bagimu.

Telah tiba dengan kehendak Allah sang penberi syafa’at, Yang memiliki derajat yang dimuliakan.
Maka limpahan cahaya memenuhi segala penjuru, Meliputi seluruh alam semesta.

Maka berjatuhanlah patung-patung berhala di ka’bah, Dan tumbanglah sendi-sendi kemusyrikan.
Maka dekatlah saat-saat petunjuk, Dan benteng kekafiranpun berguncang.

Salam sejahteralah atas kedatanganmu, Wahai sang pemilik derajat yang mulia.
Wahai Imam dan pemimpin para Rasul, Yang dengannya bencana-bencana terhapuskan.

Engkaulah satu-satunya harapan di hari Qiamat, Kepadamulah seluruh ciptaan berlindung dari kemurkaan Allah.Kemudian mereka datang memanggil-manggilmu dengan penuh harapan, Ketika menyaksikan dahsyatnya kesulitan dan rintangan.

Maka karena itulah engkau (SAW) bersujud kehadirat Tuhanmu,
Maka diserukan kepadamu berikanlah syafa’at, karena engkau diizinkan memberi syafa’at.

Maka atasmu limpahan shalawat dari Allah, Selama cahaya masih bersinar terang benderang.

Dan denganmu (SAW) kami memohon kepada Ar Rahmaan, Maka pencipta Arsy mendengar do’a kami.

Wahai pemberi anugerah yang mulia, Wahai Tuhan, Kumpulkanlah kami dengan AlMusthafa (SAW).

Dan demi Dia (SAW), maka pandanglah kami dengan kasih sayangmu, Dan berilah kami segala yang kami inginkan.

Dan hindarkanlah kami dari segala bencana, Dan jauhkanlah segala kesulitan, dan angkatlah sejauh-jauhnya.

Dan siramilah Wahai Tuhanku serta tolonglah kami, Dengan lebatnya curahan rahmat- Mu.

 

Dan akhirilah usia kami dengan husnul khatimah, Dan terimalah kami dengan baik saat kembali kepada- Mu

 

Dan terlimpahlah shalawat dari Allah,  Baginya (SAW) yang kepadanya terkumpul segala kebaikan.

Ahmad yang tersuci serta keluarganya, Dan sahabatnya sebanyak pijaran cahaya.

 

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam Sejahtera serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya,

 





الدعاء
DO’A PENUTUP

وَ  لَقَدْ   أَشَرْ تُ   لِنَعْتِ   مَنْ   أَوْ صَافُهُ
تُحْيِي  الْقُلُو بَ   تُهَيِّجُ   اْلأَ شْجَانَا
وَ اللّهُ   قَدْ   أَ ثْنَى  عَلَيْهِ    فَمَا  يُسَا
وِ ي  الْقَوْ لُ   مِنَّا  أَوْ  يَكُو نُ   ثَنَانَا
لَكِنَّ  حُبَّا  فِي  السَّرَ ائِرِ   قَدْ دَعَا

لِمَدِ يحِ   صَفْوَ ةِ   رَ بِّنَا  وَ حَدَ انَا

وَ إِذِ  امْتَزَ جْنَا  بِالْمَوَ دَّةِ   ههُنَا
نَرْ  فَعُ   أَيْدِ ي   فَقْرِ نَا  وَ رَ جَانَا
لِلْوَ ا حِدِ   اْلأ َحَدِ  الْعَلِيِّ    إِلهِنَا
مُتَوَ  سِّلِينَ   بِمَنْ  إِلَيْهِ   دَعَانَا
مُخْتَارِ هِ   وَ حَبِيبِهِ   وَ صَفِيِّهِ
زَ يْنِ   الْوُ جُو دِ   بِهِ   اْلإِ لهُ   حَبَانَا
يَا رَ بَّنَا      يَا رَ بَّنَا      يَا رَ بَّنَا
بِالْمُصْطَفَى  اقْبَلْنَا  أَ جِبْ   دَ عْوَ انَا
أَ نْتَ    لَنَا     أَ نْتَ   لَنَا     يَا ذُ خْرَ نَا
فِي  هذِ هِ   الدُّ نْيَا  وَ فِي  أُ خْرَ انَا
أَصْلِحْ   لَنَا  اْلأَ حْوَ الَ   وَ اغْفِرْ   ذَنْبَنَا
وَ لاَ   تُؤَ اخِذْ   رَ بِّ   إِنْ أَ خْطَانَا
وَ اسْلُكْ   بِنَا فِي   نَهْجِ   طهَ  الْمُصْطَفَى
ثَبِّتْ   عَلَى   قَدَ مِ   الْحَبِيبِ   خُطَانَا
أَرِ نَا   بِفَضْلٍ   مِنْكَ   طَلْعَةَ    أَحْمَدٍ
فِي  بَهْجَةٍ   عَيْنُ   الرِّ ضى  تَرْ عَانَا
وَ ارْ بُطْ   بِهِ   فِي   كُلِّ   حَالٍ   حَبْلَنَا
وَ حِبَالَ   مَنْ   وَدَّ  وَ مَنْ  وَ الاَ  نَا
وَ الْمُحْسِنِينَ   وَ مَنْ   أ َجَابَ   نِدَ اءَ نَا
وَ ذَوِ ي  الْحُقُو قِ   وَ طَالِبًا   أَوْ صَانَا
وَ الْحَاضِرِ ينَ   وَ سَاعِيًا  فِي   جَمْعِنَا
هَا نَحْنُ   بَيْنَ   يَدَ يْكَ   أَنْتَ   تَرَ انَا
وَ لَقَدْ  رَ جَوْ نَاكَ    فَحَقِّقْ   سُؤْ  لَنَا
وَ اسْمَعْ   بِفَضْلِكَ   يَا  سَمِيعُ   دُعَانَا
وَ انْصُرْ   بِنَا  سُنَّةَ   طهَ   فِي   بِقَا
عِ  اْلأَ رْضِ  وَ اقْمَعْ  كُلَّ   مَنْ   عَادَ انَا
وَ انْظُرْ   إِلَيْنَا  وَ اسْقِنَا    كَأْسَ   الْهَنَا
وَ اشْفِ   وَ عَافِ   عَاجِلاً   مَرْ ضَانَا
وَ اقْضِ   لَنَا  الْحَاجَاتِ   وَ احْسِنْ   خَتْمَنَا
عِنْدَ   الْمَمَاتِ   وَ أَصْلِحَنْ   عُقْبَانَا
يَا رَ بِّ    وَ اجْمَعْنَا   وَ أَحْبَابًا   لَنَا
فِي   دَ ارِكَ   الْفِرْ دَ وْسِ    يَا  رَ جْوَ انَا
بِالْمُصْطَفَى   صَلِّ   عَلَيْهِ   وَ آلِهِ
مَا  حَرَّ   كَتْ   رِ يحُ   الصَّبَا   أَغْصَانَا
سُبْحَانَ    رَ بِّكَ   رَ بِّ   الْعِزَّ ةِ    عَمَّا  يَصِفُونَ
وَ سَلاَ مٌ    عَلَى   الْمُرْ سَلِينَ
وَ الْحَمْدُ   لِلّهِ   رَ بِّ  العَالَمِينَ

Maka telah ku Isyaratkan untuk menyifatkan Budi Pekerti (Beliau saw) yang menghidupkan dan mengguncang luruhkan kegundahan,

Dan Allah Telah Memujinya maka apalah artinya pujian kita dan bagaimana (pujian kita ini) dinamakan pujian,

Akan tetapi cinta kasih dalam sanubari telah menuntut untuk memuji hamba Pilihan Pencipta kita yang telah menyeru kita dengan Kelembutan,

Maka setelah kita berpadu dengan cinta dan kasih sayang (terhadap Nabi saw) maka disinilah kita mengangkat kedua tangan kita yang hina dina untuk berdo’a dengan penuh pengharapan,

Kepada Tuhan Yang Maha Tunggal dalam Ke Esaan Nya, serta Maha Mulia dengan mengambil perantara pada yang telah menyeru kita Kepada Nya,

Hamba- Nya yang terpilih, Kekasih- Nya serta hamba- Nya yang Terkemuka dan sebaik-baik Ciptaan di Alam Semesta yang dengannya (saw) Allah telah menciptakan kita,

Wahai Tuhan kami, Wahai Tuhan Kami, Wahai Tuhan kami, Demi Nabi yang Terpilih Terimalah Kami dan Kabulkanlah Do’a Kami,

Hanya Engkaulah Harapan Kami, Hanya Engkaulah Harapan Kami, Wahai satu-satunya Tempat Memohon dan Harapan di Dunia dan di Akhirat kami,

Perbaikilah Keadaan Kami dan Ampunilah Dosa-Dosa Kami dan Janganlah Engkau Murkai Kami apabila kami berbuat kesalahan,

Dan jadikanlah kami selalu berjalan pada ajaran Nabi Thaahaa (saw) yang terpilih dan kuatkanlah serta tetapkanlah langkah-langkah kami pada jalan yang telah dilalui oleh Sang Kekasih,

Dan Perlihatkanlah kami Demi Anugerah dari Mu, Wajah Nabi Mu dalam Gemilangnya Kegembiraan dengan Pandangan Kasih Sayang serta Keridhoan yang selalu menaungi kami,

Dan ikatlah kami selalu dengan Beliau (saw) dalam segala gerak-gerik kami, dan juga orang-orang yang mengikuti kami dan mencintai kami,

Demikian pula orang-orang yang beramal shalih dan orang-orang yang mendengar da’wah kami, orang yang kami berhutang budi pada mereka dan orang-orang yang memohon nasehat dari kami,

Juga atas para hadirin dan penyelenggara, maka Wahai Allah Inilah kami di hadapan Mu dan Engkau Melihat Kami,

Dan bahwasanya kami Mengharapkan Mu, maka Kabulkanlah Permohonan kami dan Dengarlah demi Kemurahan Mu, Do’a Kami wahai Yang Maha Mendengar,

Dan Pilihlah Kami sebagai Penolong Sunnah Thaahaa (saw) di Seluruh Pelosok Bumi, dan Hancurkanlah semua yang memusuhi kami,

Dan Pandanglah Kami dengan Kasih Sayang Mu dan berilah kami minuman dari cangkir-cangkir (Mahabbah Rasul saw) dan Sembuhkanlah Penyakit yang ada pada kami dengan segera,

Dan kabulkanlah segala hajat kami dan akhirilah hidup kami dengan kebaikan dan jadikanlah kebaikan pula di hari kemudian,

Wahai Allah Kumpulkanlah Kami Bersama Kekasih-Kekasih Kami di surga Firdaus- Mu Wahai yang hanya kepada Nya harapan kami,

Demi Hamba (saw) yang terpilih yang Limpahan Shalawat selalu atasnya dan atas keluarga serta keturunannya sebanyak hembusan angin di pagi hari,

Maha Suci Tuhanmu Pencipta Yang Maha Memiliki Kekuasaan, dari apa yang mereka sifatkan,

Dan Salam Sejahtera atas Para Rasul,
Dan Segala Puji Bagi Allah Pencipta Seluruh Alam,

 

    

Kumpulan Mahalul Qiyam MP3

Al Quran Online